PERBEDAAN I DAN Y

Mencoba membuat cerpen fiktif sambil ngikut Giveaway…,yuk…,mari…,
#tsah…,gaya poni ala kangen band.

Tepat jam setengah tujuh pagi,Santy sudah berada di ruang makan untuk sarapan.”Iiih…mas Deri…,makan tu pake sendok dan garpu dong..!”tegur Santy jijik melihat kelakuan kakaknya.”Adikku yang manis,makan roti itu enaknya langsung pake tangan,nie…yang buat enak…,”Deri menjilat coklat yang menempel dijarinya yang malah membuat Santy merinding. Ia pun beranjak dari meja makan,”Ma,Pa…,Santy pergi dulu ya…,”pamit Santy pada orang tuanya.
Sebelum pergi,seperti biasa,Santy berdiri didepan cermin lebar dan panjang yang bisa melihat badannya dari kepala sampai ujung kaki. Cermin itu sengaja diletakkannya diantara Ruang tamu dan Ruang makan.”Hmm…Perfect!!!”ucap Santy melihat dirinya di cermin. Santy pun telah bersiap pergi menuju sekolah.
“Santi…,bangun…!!!udah jam setengah tujuh,kamu ga ke sekolah?”teriak Ibu Santi terdengar sambil membuka jendela kamar,”Duuuh…,Bu…,silau nih…”ujar Santi menyipitkan matanya.”Jangan biasakan tidur setelah sholat subuh,ayo bangun…,nanti kamu terlambat masuk sekolah.”kata ibu. Dengan malasnya,Santi bangun dari tempat tidur dan mandi.
Beberapa saat kemudian,Santi telah siap pergi ke sekolah,ia pun pamit pada ibunya.”Tunggu Nak,ini ibu buatkan bekal,tadi kamu belum sempat sarapan pagi kan..”,kata Ibu.”Terima kasih ya,Bu…,”
Santi mulai mengayuh sepeda kesayangannya. Baginya,sepeda itu mempunyai sejarah yang sangat berarti.Ya,sepeda itu pemberian dari almarhum ayahnya. Saat Santi masih kelas 6 SD,Ayahnya membelikan sepeda berukuran orang dewasa. Santi sempat mengeluh karena ukuran sepeda itu lebih besar dibanding tubuhnya.
“Ayah belikan sepeda ini biar bisa kamu pakai sampai SMA nanti…”kata Ayah Santi sambil tersenyum. Itulah alasan Santi mengapa ia begitu mencintai dan berSYUKUR memiliki sepeda itu.
Santy masuk dalam kelasnya,sebelum ia duduk,ia mengeluarkan tisu basah dari tasnya dan mulai mengelap meja dan bangkunya.
“Selamat pagi,Santy…”sapa Murni,teman sebangku Santy.”Pagi juga…,ingat ya…,pake Y,S-A-N-T-Y,SANTY.”eja Santy.”Protes amat,yang penting kan bunyinya sama,”ujar Murni.”Ya ga dong,jelas beda. Santy itu orangnya bersih,rapi,dan wangi. Ga kayak dia…”Santy menunjuk kearah Santi yang tergesa-gesa masuk dalam kelas.
“Akhirnya sampai juga sebelum bel berbunyi.”kata Santi ngos-ngosan dan kemudian menuju tempat duduknya,tepat disamping tempat duduk Santy.”Santy,mau?”Santi menawarkan roti bertaburan coklat pada Santy.”Ga,terima kasih.”jawab Santy singkat. Akhirnya Santi langsung melahap rotinya. Santy semakin jijik melihat Santi menjilat coklat yang menempel dijari-jari Santi sama persis seperti kelakuan kakaknya.
Bel pun berbunyi,Murid-murid segera masuk dan duduk rapi di kelas mereka masing-masing. Pak Eko,guru Biologi masuk menuju ruangan XI IPA 2 dan memulai pelajarannya.
“Iiih…kamu lihat dibelakangku,”ujar Santy saat jam istirahat.”Siapa?Ikbal? ga usah heran dengan gayanya yang lemah gemulai itu”Murni menengok kebelakang Santy.”Bukan…bukan dia,tapi yang berdiri dan tertawa ngakak melihat tingkahnya Ikbal.”ujar Santy lagi.”O..,Santi,kenapa?oya, By the way, nama kalian hampir sama. Hanya huruf i dan y aja membuat kalian berbeda bagai bumi dan langit.”
“Ya jelas beda lah…,kamu bisa bayangin,betapa tersiksanya aku yang setiap hari bertemu dengan orang seperti dia.”kata Santy.”Setiap hari?kan hari minggu libur,”tanya Murni.”Pernah ketemu kakakku kan?liat aja penampilannya yang udah satu spesies dengannya.” ujar Santy lagi.Murni hanya tertawa mendengar ocehan Santy.
Santy,Mama,dan Papanya sudah menunggu kedatangan Paman Tedy di bandara. Setelah menunggu berapa lama,pesawat pun tiba. Santy tak sabar melihat pamannya. Penumpang dari pesawat pun turun dan menuju ruang kedatangan. Santy pun mencari sosok pamannya dari kaca ruang tunggu. Namun Santy begitu terpana melihat sosok cowok seumuran dengan kakaknya. Cowok itu begitu rapi,bersih,dan kacamatanya membuatnya tambah terlihat manis. Andai cowok itu adalah kakaknya,ia tak akan malu memperkenalkan kakaknya ke teman-teman sekolahnya.
Kemudian Santy melihat seorang cewek menghampiri cowok itu dan cowok itu langsung memeluk erat cewek itu. Santy begitu shock saat tau bahwa cewek yang dipeluk itu adalah Santi. Santy bertanya-tanya,cowok itu apanya Santi?kenapa Santi mempunyai kenalan cowok yang begitu manis,rapi,dan bersih?.”Lagi ngeliatin siapa sih…?”Santy tak sadar jika pamannya sudah berada disampingnya.”Paman….,I Miss you so much…” Santy memeluk erat pamannya. Setelah itu Paman Tedy menjabat tangan Papa dan Mama Santy. Santy menoleh lagi kearah Santi yang kelihatannya begitu akrab dengan cowok itu. Mama dan Papa pun mengajak Paman Tedy menuju mobil. Santy mengikuti dari belakang.
“Ini,buku diary cantik dari Jojga buat keponakan paman yang cantik.” Ucap Paman Tedy sesampai di rumah. “Bagianku mana,Paman?”tanya Dery.”Oh…tentu Paman tidak lupa dong,ini ada kaos untukmu,”Paman Tedy memberikan kaos bertuliskan ‘I LOVE JOGJA’.”Terima kasih ya,Paman,”ucap Dery.”Segera ganti baju mas dengan kaos itu,biar kelihatan sedikit bersih,”ujar Santy pada kakaknya.Dery pun membuka baju yang sudah dipakainya selama seminggu,lalu melempar baju itu kea rah Santy. Untung Santy segera menghindar sebelum baju itu mengenai wajahnya.”Iiih…Mas Dery jorok!!!” teriak Santy. Paman Tedy hanya tertawa melihat kelakuan kakak adik itu.
Esoknya, Saat pulang sekolah,Pak Ujang belum datang juga,terpaksa Santy menunggu didepan gerbang sekolahnya. Tiba-tiba ada seorang cowok yang mengendarai motor Tiger,menghampiri Santy. Saat cowok itu membuka helm maskernya,Santy baru tahu kalau cowok itu adalah cowok yang dilihatnya di bandara kemarin.
“Selamat siang…,mau nanya,murid-murid kelas XI IPA 2 udah pulang ya?”tanya cowok itu ramah.
“Oh…iya,udah pulang kok…,”jawab Santy gugup.”Kenal yang namanya Santi ga?”tanya cowok itu lagi.
Santy menjadi salting karena namanya disebut,”Maksudnya ‘saya’ ??”
Cowok itu menjadi heran.namun tidak berapa lama Santi muncul dan menghampiri mereka.
“Wah…Kak David udah lama nunggu ya?”Ujar Santi merasa bersalah. “Lho…,Santy?jemputanmu belum datang ya?tapi terima kasih banyak ya karena udah temani kak David,kakakku yang membuat HIDUP ku lebih berwarna.”kata Santi lagi. Santy terkejut ternyata cowok itu adalah kakaknya Santi.
“Jadi namanya juga Santi?”tanya David.Santi pun tertawa,”Iya…,pas diucap emang sama,tapi bedanya aku pakai huruf i,sedang Santy pakai huruf y,”jelas Santi.
“Ternyata pengaruh huruf i dan y sangat berpengaruh ya?”kata David sambil melihat Santy dan Santi bergantian.
“Oya,Aku David,”kata David sambil mengulurkan tangannya.”Santy…,pake huruf y ya…,”Santy menyalami David yang tersenyum mendengar perkataan Santy.
“Ehm..,kak,ini temanku,Santy yang pernah aku ceritakan. Selain cantik,Santy juga jago bahasa inggris.Dia sudah beberapa kali juara lomba debat bahasa inggris. Hebat kan?”puji Santi akan sosok Santy. Santy tak menyangka perkataan yang keluar dari mulut Santi. Santi yang selalu dinilai buruk oleh Santy malah kagum dan memuji dirinya.
Tidak berapa lama,mobil jemputan Santy datang,”Maaf,Non…,Pak Ujang telat..,tadi dijalan macet Non…,”ujar Pak Ujang.
“Ga apa kok,Pak…,”ujar Santy pada Pak Ujang.”OK,kami duluan ya…,bye…!”ucap David dan mereka pun pergi.Santi segera masuk ke dalam mobil.
Selama dalam perjalanan,Santy menyesal,ia mendapat pelajaran berharga bahwa penampilan itu tidak menjadi penghambat untuk menjalin persahabatan dengan siapa saja.
Sesampai dirumah,Santy pun langsung memeluk dari belakang tubuh Mas Dery yang tengah asyik bermain PS.”Maafin Santy ya Mas,Santy sayang Mas Dery,”ucap Santy lembut. Dalam hati, Santy berjanji akan menjadi pribadi yang LEBIH BAIK lagi. Kak Dery masih bengong dengan sikap adeknya itu.

Tulisan ini disertakan dalam TGFTD – Ryan GiveAway